Ketika rindu menari...

>> Monday, March 21, 2011

Rindu untuk priaku...


“Aku kangen kamu...”
Bisikmu lirih. Di antara bising deru kendaraan dan udara yang kian mendingin.



Langit yang baru menuntaskan hujan menjadi pembenaran saat tanganmu menggenggam tanganku. Membiarkan kita tanpa bicara. Tidak. Saat itu aku tak perlu kata. Aku hanya ingin berpegangan lebih lama. Lebih lama. Supaya rindu mampu mengalir. Kalau perlu sampai habis. Tak bersisa. Karena setelahnya, kutahu jarak akan memenggal kisah kita. Lalu aku akan mengumpulkan keping demi keping kenangan berserakan. Potongan rindu yang ternyata tak akan habis terurai. Ya, aku salah. Rindu ternyata begitu pandai membelah diri. Lalu dengan leluasa ia menempati setiap titik dalam hati, ingatan, bahkan keinginan.

Bola rindu menggantung di langit-langit kamar. Menciptakan nada yang melagukan irama Beethoven. Tapi selembut apa pun sebuah nada terlantun. Tentu kelak ia harus tetap berakhir. Seperti perjalanan rindu. Yang menyisakan episode lain di hadapannya. Aku bahkan melihat rindu-rindu berebutan memaksa masuk. Mereka menari riang. Melesat dalam bilik ingatan. Membuat sesak makin terasa. Hatiku penuh. Penuh akan rindu yang entah kapan bisa terbayar.

Garis jarak lalu menarikmu. Melepasmu sama saja menyuburkan rindu. Tapi aku tak punya pilihan. Selain mengucapkan selamat datang pada sesak yang kelak menguasai.



Ucapkan selamat datang pada sesak yang memenuhi hati tanpa peduli....




Rindu untuk wanitaku...


Dan udara pun terasa lindap saat langkahmu menjauh. Perlahan tajamnya rindu menoreh ciptakan luka abadi. Tak pernah ada mimpi untuk memilikimu. Bertolak dengan ingin agar sekilas pegangan jangan sampai terlepas.

Seharusnya satu pertemuan bisa memupuskan selapis rindu. Tapi sebaliknya, lapisan udara seakan menipis saat merelakan jarak menjadi juri penentu.

Mungkin saatnya mengiyakan pada lagu cinta yang tak pernah nyata. Yang selalu indah lirih terdengar merajam darimu.

Catatan singkat ini, biar sunset saja yang tahu, biar tenggelam jauh di ufuk.

Hey, kangen : Fuckyeah!!! Hanya ada saat dia tiada...


Dan mari bersama mengutuk jarak, menyerapahi waktu. Walau tak mengurangi senyum sinis angkuh dunia. Aku hanya ingin kau dekat saat ini. Tak lebih...

Dan kini, aku hanya bisa menghibur diri dengan membiarkan luka bercerita. Sesederhana ingin mengusap lembut keningmu dan membisikan cinta di sela halus rambutmu. Begitulah rindu mempermainkanku.


Ucapkan selamat datang pada sesak yang memenuhi hati tanpa peduli....

3 comments:

treeyani March 21, 2011 at 8:56 AM  

Cieehh,... lg kangen ma siapa nih... :) keren lah pokoe :-db

Capella March 21, 2011 at 9:12 AM  

hihihihihi kangen sama yg dikangenin mba *halah :D

eh eh makasih udah mampir :)

Anonymous March 21, 2011 at 9:23 AM  

cool.. :P

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP