Cahaya Mentariku...

>> Sunday, September 5, 2010

CERITA BINTANG : Akulah Bintang yang begitu mencintai Mentari....



Pagi ini cerah sayang...seperti biasa selalu aku yang membukakan tirai jendela untukmu, agar bila kau membuka mata nanti, sinar mentari akan menyinari rambut indahmu. Rambut yang akan berwarna terang kecoklatan. Warna kesukaan kita.

Perlahan aku singkap tirainya....terasa hangatnya masuk kamar melalui jendela. Kau bahkan yang meminta agar kamar kita bisa mendapat sinar matahari yang cukup setiap paginya. Hangat, pemberi kehidupan...seperti dirimu. Seperti namamu. Mentari.

Ah matahari pagi ini masih enggan menampakan kekuasaannya. Mungkin itu yang membuatmu masih terlelap enggan membuka mata. Nyenyak sekali tidurmu akhir akhir ini sayang. Hal yang selalu aku sukai ketika kau sedang tidur adalah memandangi wajah lugumu. Wajah polos tanpa makeup yang selalu membuatku jatuh cinta berkali kali. Oleh karenanya aku selalu tidur setelah kau terlelap dan bangun sebelum pagi menyapamu. Untuk sejenak atau berlama lama mengagumi indah parasmu.

Pelan kucium keningmu. Berharap engkau membuka mata sambil mengerjap manja. Lalu berkata : "selamat pagi, sayang"

Tapi mata itu nampak terlalu lelah untuk menyambut hari panjang ini. Maka kubiarkan ia terlena dalam belaian mimpi. Aku pastikan salah satu dari mimpinya adalah tentangku. Mengenai pria yang selamanya akan terus mencintai dan memujamu. Seperti siang yang tak kan pernah bisa hidup tanpa kekuasaan sang mentari. Seperti itulah hidupku jika tanpamu.

Aku turun ke lantai bawah menuju dapur. Setiap pagi pun aku selalu membuatkan sarapan untukmu. Tidak...bukan hanya sarapan. Tapi makan siang, pun makan malammu. Aku bahkan menyuapimu. Menyendokan satu persatu suapan itu ke mulut manismu. Menyendokan nasi dengan lauk yang tak pernah boleh dicampur.

"Harus satu satu" Itu pesanmu. Dan setiap pesan darimu ibarat titah. Karena kaulah ratu di istanaku.

Ah, ketika aku buka pintu kamar kau masih saja terlelap. Cepatlah sayang. Sebentar lagi aku harus pergi ke kantor. Ada meeting penting hari ini. Atau mungkin kau hanya menggodaku saja dengan pura pura terus tertidur padahal daritadi kau pelan pelan memperhatikan semua yang kulakukan?

Lima menit. Duapuluh menit. Setengah jam. Kau begitu lelah hingga ingin waktu tidur lebih panjang, sayang? Baiklah. Akan kusimpan sarapanmu di samping tempat tidur. Jangan sampai kau tak memakannya seperti hari hari kemarin. Katamu kau ingin diet. Padahal dalam kondisi apapun aku bersumpah bahwa selalu kau yang tercantik.

Tak lupa aku siapkan air di kamar mandi. Pun handuk dan sikat gigi berpastamu. Lalu aku pilihkan pakaian terbaikmu untuk hari ini.

Aku berangkat sayang. Hati hati dirumah.



CERITA MENTARI : Akulah Mentari yang beruntung bisa dicintai Bintang



Namaku Mentari. Dan pria yang sedari tadi melayaniku bak seorang ratu bernama Bintang. Entah aku merasa ini bukan hanya sekedar cinta. Perlakuannya padaku lebih seperti kepada perlakuan hamba pada tuannya. Aku selalu dilayaninya hingga kadang aku kikuk. Tapi tak mampu menolak untuk alasan karena aku melihat binar mata itu begitu bahagia ketika melakukannya. Mata lugu itu. Mata yang mampu membiusku untuk jatuh dan jatuh cinta lagi....untuk kesekian kalinya.

Satu yang paling aku tahu tentang dirinya. Bahwa ia tak pernah ingin kehilanganku. Benarlah dia takan bisa melewatkan satu haripun tanpa membukakan tirai jendela untukku, membuatkan sarapan dan menyuapiku lalu menyiapkan peralatan mandi hingga pakaian yang harus aku kenakan. Semuanya ia lakukan dengan tulus. Untuk alasan apa aku tak bisa mencintai pria sebaik dia?

Jam menunjukan pukul 11 siang. Sebentar lagi telephone genggamku pasti berdering. Yah, Bintang selalu saja menghubungiku disela sela kesibukannya untuk memastikan keadaanku baik baik saja sepeninggal dirinya.

Benarlah telephone ku kemudian berdering. Hingga puluhan kali bahkan. Sudahlah Bintang, cukup! Sampai kapanpun aku tak kan bisa menjawab panggilanmu itu. Dan berhenti kau kirimkan sms yang menanyakan kenapa tak ku angkat panggilan darimu. Sudahlah Bintang, kau sudah tau alasannya apa.



Namaku Mentari. Entah berkah atau kutukan jika aku harus dicintai terlalu berlebihan oleh pria bernama Bintang. Hari ini. Seperti hari hari sebelumnya. Aku selalu berdiri di tempat yang sama. Menyaksikannya membuka tirai, menuruni tangga menuju dapur untuk membuatkan sarapan. Meletakan piring berisi sarapanku dan segelas orange juice di samping tempat tidurku. Menyiapkan air, handuk dan sikat gigi berpastaku. Lalu memilihkan pakaian untukku.

Sudah berminggu minggu aku memandang iba melihatnya melakukan hal itu.

Sudah berminggu minggu aku melihat jasad itu terbaring kaku diatas tempat tidur berseprai coklat.

Sudah berminggu minggu bahkan Bintang masih saja belum bisa menerima kepergianku.

Sudah berminggu minggu aku tak bisa tenang menghadapNya karena jasadku belum saja dikebumikan.







"Ah, sayang...lagi lagi tak sedikitpun kau sentuh sarapan yang sengaja aku persiapkan untukmu"





Bintang pun menutup tirai jendela. Menyambut malam bersama mentarinya. Mentari yang tak akan pernah dilepaskannya.

Read more...

Merah

>> Sunday, August 29, 2010


Hujan datang lagi. Diantara sore dan pekatnya malam yang sebentar lagi menjelang datang menyerang siapa saja yang tak siap menerima kehilangan.



Masa lalu. Harapan. Kenangan yang seharusnya telah lama tertinggal seolah enggan melepaskan diri dari pelukan pada kaki kaki rentanku.


Aku terdiam. Menikmati setiap tetes air yang tercurah jatuh ke tanah. Tangan sebelah kananku menggenggam sebuah amplop berwarna putih. Lusuh. Tak lagi baru. Amplop yang selalu aku keluarkan dari kotak penyimpanan setiap hujan turun. Tak peduli pagi atau malam hari. Bahkan aku akan segera tersadar meski tengah melayang dalam buaian mimpi. Tangganku langsung tergerak menggapai gapai membuka kotak meraih amplop lusuh yang sudah berwarna tak putih lagi.


Hujan datang lagi. Diantara sore dan pekatnya malam yang sebentar lagi menjelang datang menyerang siapa saja yang tak siap menerima kehilangan...


Sore dan hujan. Perpaduan luar biasa yang selalu membuatku tak kuasa menahan tangis diantara satu tanya memenuhi kepala. Tangis kehilangan. Tangis tak kuasa melepaskan. Dan tangis yang selalu hadir bahkan tanpa aku minta.


Sore dan Hujan. Dua hal yang juga juga amat disukai Raya. Hujan seringkali membawa inspirasi. Ungkapnya pada suatu hari. Maka ketika hujan, ia lebih senang menghabiskan waktu dalam kamar dengan jendela yang dibiarkan terbuka. Menikmati dinginnya cuaca. Kadang ia menoleh keluar. Melihat gemericik air becanda mesra. Menulis surat surat untukku. Surat cinta yang selalu ia berikan ketika hujan reda nanti. Surat yang selalu dimasukannya dalam amplop berwarna merah. Tak pernah lupa atau tertukar. Merah. Warna kesukaanku dan Raya.


Sungguh Raya mewarisi kecantikan dan kesempurnaan ibunya. Ibunya yang mempertaruhkan seluruh nyawa untuk menghadirkannya. Disaksikan peluh dan kucuran darah. Darah yang lagi lagi berwarna Merah. Merah. Warna kesukaanku dan Raya.


Maka akupun berharap Raya akan menjelma sekuat ibunya. Yang hanya akan mati karena renta termakan usia atau berjuang melahirkan anak yang kelak akan melanjutkan perjuangannya.


Tapi tidak. Itu tidak terjadi. Raya memilih mengakhiri hidupnya di usia ke 25. Seperempat abad setelah ia lahir diantara luapan pengharapan yang mengiringi kehadirannya.


Sore itu tanggal 25 mei 2010, ketika hujan deras mengalahkan kekuatan matahari yang bersinar terik sepanjang hari. Aku tak melihatnya berada dikamar dengan jendela yang terbuka. Tak juga diteras. Tak pula diruang tengah. Aku hanya menemukan amplop terselip diantara tumpukan buku di meja kerja. Amplop berwarna putih dengan tulisan khas tangan Raya. Amplop yang tak seperti biasanya. Amplop yang bukan berwarna merah. Tapi putih. Putih. Bukan warna kesukaanku dan Raya.


Belum sempat membukanya. Aku mendengar begitu banyak orang berteriak diluar sana. Memekik ketakutan. Berteriak diantara riuhnya suara hujan. Raya. Aku melihatnya bersimbah darah segar berwarna merah. Air hujan membasuh membersihkan semua percikan darah itu. Seorang saksi mata mengatakan Raya tiba tiba menghambur berlari ketengah jalan raya menabrakan diri pada sebuah mobil yang menghantamnya dengan kecepatan tinggi. Raya. Mati diantara genangan warna kesukaannya. Entahlah, aku tak pernah menyangka ia akan memilih mengakhiri hidup dengan cara paling hina seperti ini. Raya yang ceria. Yang selalu menghadirkan tawa. Ternyata menyimpan duka yang tak pernah bisa disampaikannya. Walau hanya melalui sederet tulisan pada surat yang selalu ia kirimkan padaku dalam amplop berwarna merah di sore hari setiap hujan telah reda.







Sore ini tepat tiga ratus enam puluh lima hari kepergiannya, aku terdiam. Menikmati setiap tetes air yang tercurah jatuh ke tanah. Tangan sebelah kananku menggenggam sebuah amplop berwarna putih. Lusuh. Tak lagi baru. Mengapa bukan merah? Selalu itu yang ada dalam benakku. Bukan apa isi surat itu. Bukan berharap bahwa ada pesan tersembunyi didalam surat terakhir menjelang kepergiannya.

Lalu disore ini. Ketika hujan masih deras membasahi bumi. Aku menghambur berlari keluar rumah. Melakukan hal sama yang juga dulu dilakukan Raya. Menabrakan diri pada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. Berharap menemukan jawaban atas satu pertanyaan yang tak pernah menemukan jawaban.


Aku merasa tubuhku mati rasa. Tapi masih bisa melihat genangan darah berwarna merah segar tersapu air hujan yang deras membasahi bumi. Tangan kananku memegang amplop peninggalan Raya. Amplop yang kini telah berubah warna menjadi merah. Merah oleh darah. Merah seperti biasanya. Merah. Warna kesukaanku dan Raya.





Hujan datang lagi. Diantara sore dan pekatnya malam yang sebentar lagi menjelang datang menyerang siapa saja yang tak siap menerima kehilangan...






*Dalam rangka memeriahkan lomba di blognya ceritaeka



Read more...

Katakan Siapa Sesungguhnya Dirimu.....

>> Wednesday, June 2, 2010

Hai Cinta…tolong katakan siapa sesungguhnya dirimu?


Aku adalah tukang cat
Aku memerahkan pipi para pecinta lalu sekejap berubah kelabu ketika ia murung karena cintanya tak sampai
Aku birukan ia, hijau, jingga dan berwarna warni ibarat pelangi
Tapi tak lupa kuselipkan warna warna gelap agar mereka tau bahwa aku tak hanya indah, bahwa gelap pun adalah aku….karena aku tak hanya terang


Lalu apa lagi? Tanyaku


Aku lah penabuh genderang
Aku berdegup degup kencang tanpa pernah bisa melambat
Semakin lama malah semakin kencang saja aku berdetak
Membuat mereka kadang tak kuasa menahan seakan ingin meledak
Maka nikmatilah setiap debaranku maka akan kutabuh genderangku lebih kencang lagi


Tapi mengapa terkadang kau memberi sakit?


Karena aku ibarat pisau bermata tajam
Aku bisa melukaimu jika kau tak sungguh benar menggenggamku
Luka yang ku gores malah bisa meninggalkan sayatan tak pernah hilang
Maka jangan coba bermain dengan ku karena aku tak segan melukaimu untuk melindungi diriku
Karena aku adalah agung, mereka semua menempatkanku dalam tempat tertinggi di hati mereka


Kepada siapa kau berkenan untuk hinggap?


Akulah kupu kupu berwarna merah hati
Hanya ingin hinggap dalam hati yang penuh bunga untuk ku agar bisa mencium setiap wanginya
Lalu terbang dan membiarkan mereka merasakan terus hadirku


Aku lah bintang jatuh
Yang dapat mengabulkan setiap doa sang pecinta
Yang akan hinggap pada siapa saja yang percaya
Yang memasukanku dalam setiap mimpi malam mereka
Mengintip malu malu dari jauh untuk kemudian mendekapnya dalam peluk penuh kasih


Aku adalah cahaya
Yang bisa terang bahkan meredup
Maka tak perlu kau berhasrat untuk menggenggamku
Karena aku selalu temukan cara untuk menyelinap keluar dari sela jemari mu
Bagaimana kalau kau biarkan aku bebas menari mengelilingimu dengan sinarku
Agar terang hatimu
Memancarlah pesonamu, pesona dari para pecinta

Read more...

Aku tak setuju dengan kata "Melupakan"

>> Sunday, May 23, 2010

Melupakan? Ah mengapa mendadak kata itu menjadi sering aku dengar.

“ Tante….gw pasti bisa lupain dia kan?”
Atau seperti yang ini
“Ah…kayanya dia udah bener bener lupain gw deh”

Ah, sudah sudah…..kenapa jadi membicarakan orang lain. Ini sebenarnya adalah tentang aku dan kamu. Bagaimanapun, bukankah kita pernah saling mencintai? Atau setidaknya, pernah saling menyisihkan sedikit, ya sedikit saja ruang dalam hati masing masing untuk yang lainnya? Dalam bagian hati terdalam karena kita sungguh tak ingin ada yang mengetahuinya.

“Hey siang….” Sapaku padamu. Siang itu aku sedang ingat padamu. Karena bukankah aku tidak bisa mengontrol siapa saja yang bisa berkelebat lewat dalam pikiranku? Lalu akupun mengirimkan sebuah pesan singkat untukmu.

“Maaf ini dengan siapa?” singkat jawabmu. Dan sungguh bukan jawaban yang aku harapkan. Tentu saja aku mengharapkan jawaban yang lebih manis. Eh, apakah selama ini kamu tidak rindu padaku? Pada kebersamaan yang kadang melintas manis begitu saja lalu membuat aku memutar memory ku pada masa masa sebelum hari ini?

Ternyata bukan hanya no handphone ku saja yang kamu hapus, bahkan ym hingga pertemanan kita di salah satu jejaring sosial itu pun sudah kamu hapus. Kadang terasa lucu kalau aku melihatmu seperti itu. Seperti anak kecil saja pikirku.

“ Kenapa harus menghapus semua itu? Mungkin yang seharusnya kamu hapus adalah aku” dan kamu diam.

Ah….tepatkah kata melupakan itu digunakan ketika kita ingin melepaskan bayang bayang seseorang yang pernah melekat sangat erat dalam pikiran kita? Entah kenapa aku berpikir bahwa kita hanya bisa melupakan seseorang jika kita sudah benar benar hilang ingatan. Kepingan kepingan peristiwa itu, setiap jengkal apapun tentangnya, apakah benar kita bisa melupoakannya?

Atau bisa saja kata itu memang tepat, tapi yang mungkin akan terjadi, adalah ketika kita sudah berhasil saling melupakan, berarti kita akan hadir menjadi orang baru yang tidak akan saling mengenal lagi. Seperti saat pertama kala aku bahkan belum mengetahui namamu sekalipun.

Entahlah aku hanya ingin merelakanmu. Karena setelahnya aku masih ingin mengenalmu dengan hati ringan tanpa sakit atau apapun itu yang memberatkan kita bahkan untuk hanya saling menanyakan kabar masing masing. Aku ingin kita bisa bebas riang tertawa seperti dulu. Berbicara mengenai buku ini atau film itu. Sebelum perasaan yang kita sebut cinta begitu menguasai hati. Sayang perasaan itu tak hadir sendiri. Keegoisan ku yang begitu besar bercampur sikap tak mau mengalah mu yang menghantam kuat tembok hatiku. Kita lalu sama sama terluka. Saling mengobati hati satu sama lain lalu kemudian melukainya lagi.

“Maafkan aku membuat kita melakukan hal yang sangat sulit kita lakukan….melupakan” ucapmu.



Untukmu yang sedang berusaha melakukan hal yang sama denganku. Jadi, apakah kita akan terus saling melupakan?

Read more...

Ketika Kamu Bertanya Kenapa

>> Friday, April 23, 2010


Aku tau kamu sedang duduk menanti malam


Di setiap jam nya kamu berdoa agar dapat melihat satu saja meteor jatuh


Tak apalah kali ini bukan bintang


Karena kamu sedang tak ingin ajukan permohonan


Tapi sekedar ingin bertanya


Pertanyaan sama yang juga pernah kamu lontarkan kepada pagi


Tapi ia malah menitipkannya kepada senja


Hingga berujung di malam ini


Pertanyaan yang coba kamu sampaikan kepada matahari


Tapi langit malah menurunkan hujan


Yang karenanya tercipta pelangi


Pertanyaan sederhana yang entah kenapa kamu selalu ingin tau jawabannya


“ Kenapa kamu mencintaiku?”


Sederhana bukan?


Tapi tak setiap pertanyaan sederhana memiliki jawaban sederhana pula


Hingga aku pun diam dan kamu anggap aku tak pernah bersungguh menginginkanmu…..


Hey kamu……


Jika aku menjawab karena kamu cantik……


Bukankah tentu ada yang lebih cantik darimu?


Jika aku menjawab karena kamu baik……


Bukankah tidak hanya kamu seorang yang baik padaku?


Jika aku menjawab kamu adalah wanita terindah……


Percayakah aku tulus mengatakannya?


Jika aku bilang ini bilang itu…..


Apakah itu sungguh akan membuatmu merasa cukup?


Maka wanitaku…..


Sesungguhnya aku mencintaimu karena aku benar mencintaimu


Tolong berhenti bertanya


Kenapa aku mencintaimu


Karena tak akan ada masa dan penjelasan yang masuk logika jika menyangkut rasa


Jadi kamu…..


Apa itu cukup menjawab pertanyaanmu?

Read more...

Yang aku tau cinta itu kamu.....

>> Thursday, April 15, 2010

Perkenalan yang tanpa sengaja mengantarkan aku pada tahun tahun penuh kebahagiaan......bersamamu tentunya

Aku ingat ketika pertama kali mengenalmu, kau bercerita tentang kriteria wanita idaman mu


"Aku suka yang tomboy" katamu


Eh, tomboy? pikirku seraya memperhatikan diri di hadapan kaca



Tapi ternyata cinta itu menerima apa adanya dan kau pun tak pernah menuntut ku menjadi orang lain ketika kau lihat aku tak sesuai dengan harapanmu


Kau biarkan aku berkembang menjadi diriku sendiri


Membuatku nyaman dengan cinta yang tak pernah habis


Mendampingi dengan kesabaran yang tak akan henti



Ternyata benar cinta itu memberikan sayap


"Ajari aku terbang....." Pintaku suatu hari


Terbang menuju tempat tujuan kita


Tempat yang pernah kau janjikan untuk ku



"Bagaimana kalau ternyata kita terpisah arah?" tanyamu


Ah, jangan terlalu menakutkan hal yang belum tentu akan terjadi


Terbanglah menuju tujuan kita


Kalaupun kita terpisah dan tak lagi kau lihat aku terbang mendampingimu


Berjanjilah padaku...kau akan tetap terbang menuju tempat itu


Tunggu aku disana


Bagaimanapun akan aku usahakan walau tertatih untuk juga menuju kesana



Berjanjilah padaku


Siapapun yang sampai di tempat itu terlebih dahulu


Berjanjilah untuk saling menunggu satu sama lain




Karena cinta itu harapan


Harapan yang tak akan ada habis nya


Karena selama kita masih bisa berharap


Selama itu pula cinta akan terus hadir diantara kita



-Yang aku tau cinta itu kamu.....itu saja-

Read more...

Celoteh Seorang Hawa

>> Friday, April 9, 2010


Tuhan...bolehkah aku mengadu pada-Mu malam ini (walaupun aku tau kau telah mengetahui apapun sebelum aku mengatakan sepatah katapun pada-Mu. Karena Kau mengetahui apapun bahkan yang tidak aku ketahui).


Mengapa Kau ciptakan Adam dan Hawa ? Mengapa Kau jadikanseorang Hawa dari tulang rusuk Adam bukan dari tulang belikat, pelipis atau yang lain ? Hingga seorang Hawa begitu rentannya sehingga harus dilindungi dan ditempatkan di balik jendela jendela hati.


Mengapa perasaan seorang Hawa terkadang lembut...melayang seringan kapas yang tertiup angin..mengambang tiada berpijak, tetapi terkadang menusuk seperti duri mawar yang bersembunyi dalam kelopak2 mawar yang cantik namun menyakitkan dan berdarah.


Mengapa seorang Hawa tak dapat dengan mudahnya dipahami? Terkadang seorang Hawa berpikir terlalu rumit seperti uluran benang kusut yang semakin membelit dan mencekik, namun terkadang begitu pragmatis seperti tetesan embun yang bergerak melalui pinggiran daun...mengalir..lalu jatuh. Terkadang air mata begitu mahalnya untuk ditumpahkan ke bumi, namun terkadang begitu mudahnya ia sodorkan dan ia siramkan pada air sungai yang berarus deras.



Seorang Hawa...makhluk yang demikian istimewa. Sapuan debu yang mengusik pandangannya terkadang mengusik lelapnya mata untuk terpejam. Gemericik hujan membuatnya terlena dan
terpalingkan untuk sesaat. Semilir angin terasa seperti badai yang menyelimuti suasana hati.
Menjadikan senyum dan sesosok bayangan yang kabur, gelap lalu menghilang sebagai jejak
langkah yang harus ia cari dan kejar.



Namun seorang Hawa tak mejadikan semua itu sebagai buaian. Seorang Hawa adalah makhluk spesial yang diciptakan Tuhan dari seorang Adam. Ia akan selalu meluruskan langkahnya ketika melangkah di bumi ini, menjernihkan pandangannya dari debu2 yang akan membuatnya
terjatuh, mengharmoniskan melodi keyakinannya, menahan dan menyembunyikan kuncup
mawar hingga saatnya ia merekah dan berbunga harum. Walaupun saat itu seorang Hawa akan
berkali-kali tertusuk duri, terluka atau berdarah. Bukan berarti mawar itu harus layu dan mati.
Mawar itu akan terus ada dalam perasaan seorang manusia. Hanya saja, seorang Hawa, seorang
makhluk yang demikian istimewa, dimuliakan, dan bersih, tak akan membiarkan mawar itu
berkembang begitu saja dan layu sebelum waktunya. Biarkan ia bersemai dalam jiwamu hingga
merekah pada saatnya. Pasti saat itu, mawar seorang Hawa akan berbunga dengan cantiknya,
harum, suci, dan bersinar.

Read more...

Rasa ini kamu.....

>> Monday, April 5, 2010


Selamanya danau dan gerimis ini tak kan lagi merindukan mu



Entahlah.....mungkin yang bisa ia lakukan hanya melihat bangau itu temangu



Lalu lelah itu menyergapku...



Ah....ingatkah berapa kali kucoba sampaikan perih ini?



Melalui malam yang kemudian menitipkannya kepada pagi



Agar pagi bisa menyampaikannya kepada senja



Tak kurang pula kusenandungkan rindu ini





Berteman rasa lain yang mungkin segera hadir



Entah mungkin bahkan tak mungkin



Resapi semua tentang mimpi yang selalu hadir setiap malam nya



Merintih diantara butiran hujan yang jatuh tepat di depan kelopak matamu



Agar engkau tahu......



Lemahnya hati ketika mencinta.....mencintai mu dan segala tentang mu



Agar engkau tahu.....



Manisnya harap berharap kau mau.....senyumkan bibir itu untuk ku





Menyedihkan bukan?



Ingin mencintai dengan keterbatasan yang ada? Keterbatasan (cinta) mu untuk ku....



Namun aku tetap akan menunggu



Garis itu menyatukan aku dengan mu



Garis itu mengantarkan kau padaku



Untuk menjadikan aku dan kamu (segera) menjadi kita......

Read more...

Bagai sang surya menyinari dunia......


Pernah suatu hari......tanpa sengaja aku temukan lembaran itu


Menumpuk berdebu tak tertata rapi


Tapi tetap terlihat tulisan begitu indah


Goresan tangan mu


Menanyakan aku dan bagaimana pertumbuhanku


Aku merasakannya


Merasakan keajaiban dalam setiap kata yang penuh cinta



Kumohon teruslah tersenyum meski itu di ujung kelelahanmu


Lihat aku....malaikat kecil ini perlahan bisa mengepakan sayapnya


Sayap yang dulu kau sadari teramat rapuh


Tapi ada kekuatan yang merekatkannya


Kekuatan wanita luar biasa yang perlahan engkau tularkan


"Jadilah wanita kuat..." pintamu


Karena dengan menjadi kuat


Maka ia pun akan mampu menularkan kekuatan nya kepada yang lain



Dan kelak ketika sayap ku mampu berkembang sempurna


Ijinkan aku terbang menyentuh satu persatu mimpi mimpi mu


Tentang apapun itu.....


Kan ku bawa mimpi itu kembali menapak bumi untuk kau dekap


Dalam tempat terhangat......


Bernama pelukmu....




Hingga tiba tiba aku merasa waktu membawaku terbang melintasi masa yang telah terlewati


Hinggap di satu malam jauh sebelum hari ini


Kulihat seorang anak terbuai dalam dekap seorang ibu yang tak henti mengelus rambut putri kesayangan nya


Setengah berbisik dia bernyanyi....lembut nan indah......




Kasih ibu kepada beta.....


tak terhingga sepanjang masa


Hanya memberi tak harap kembali


Bagai sang surya menyinari dunia




-Untuk tahun tahun kebersamaan kami-


Read more...

Akulah Bulan....

>> Tuesday, March 9, 2010


Aku sekarang adalah Bulan.Dan tempatku pulang tentulah malam.

Kau tahu betapa setia malam menantiku kembali?

Yah, malam selalu membiarkan ku melakukan apa yang aku suka.

Aku bisa bermain seharian untuk kemudian tertidur dipelukan nya.

Malam selalu yakin, sejauh apapun bulan berlari, dia tentu akan kembali, meskipun hanya untuk merebahkan lelah yang kemudian membuatnya mampu berpetualang di keesokan hari.

Tapi malam tak pernah marah.Malam selalu menunggu.Karena malam begitu yakin bahwa hanya ia tempat bulan Berpulang

Pergilah........Yang sudah terjadi biarkan saja terus begitu.Waktu......hal itu yang tak kan pernah mungkin kita kalahkan.Waktu yang bergulir ternyata menunjukan bahwa jalan mu bukan jalan ku.


Karna kamu adalah siang....maka carilah mataharimu.....karena aku adalah bulan,dan malam sedang menungguku kembali pulang.

Read more...

Aku mencintaimu...(Puisi dari Nda )

aku mencintaimu
dengan kesepakatan antara iblis dan malaikat
yang berseteru bersenjatakan dendam dan air mata
mempertentangkan hidup dan matiku

aku mencintaimu
layaknya se'rakan sampah jalanan kota
yang merindukan api pembakaran
untuk lumat lalu memberi makan benih baru

aku mencintaimu
dengan kecemasan gurun Sinai
mata air yang parau menyanyikan lagu kehidupan
dan kembaraan masih jauh

aku mencintaimu
layaknya surga merindu orang soleh
merayakan kematiannya menuntun dengan mesranya
hidup jadi tiada berarti lagi

Read more...

Aku mencintaimu hingga kering air mata ku......

Jika seandainya aku bertanya...

Hal apa yang paling kau ingat dariku?

Apakah senyum ketika kutemukan satu kotak penuh coklat tersimpan manis di sisi tempat tidurku?

Apakah aku yang setiap senja selalu bermain dengan rambut kuncir dua ku?

Ataukah aku yang pintar merajuk? Manja ku? Tawa ku? Atau hari lahir ku?

Jawab salah satu dengan begitu aku akan tahu setidaknya aku pernah di hatimu
Bukankah mereka bilang kau pintar berbicara? Pandai merangkai kata?

Tahukah bahwa akupun sebenarnya begitu.....

Tapi mengapa ketika bertemu kita hanya membisu?

Kumohon sebutkan satu kata saja....untuk memulai pembicaraan

Cantik, sayang, manis.....sebutkan saja.....agar lebih mudah jika kita rangkai kata berikutnya

Atau bagaimana jika langsung saja kau peluk aku.....agar terasa rindu ini begitu memenjarakan jiwa yang karena nya aku selalu menyimpan mimpi tentang mu....

Atau coba belai rambutku.....yang setia ku rawat agar ketika kelak kau mengusapnya, terasa juga sakitnya harapku yang merambat di setiap helai dan berujung pada hatimu....

Aku pernah berangan, suatu hari kita akan pergi bersama

Ceritakan luka mu dan rasakan luka ku .....kita bisa sembuhkan nya berdua....

Bicara dari hatimu dan coba dengar hatiku.....kita bisa merekatkan nya walau harus sekeping demi sekeping

Tapi kumohon jangan bilang kita akan mulai dari awal....karena itu berarti kita telah gagal di perjalanan....

Bagaimana kalau kita lanjutkan yang sempat tertahan? Dengan harapku kelak kita akan naik tingkatan

Aku mencintaimu.....
dengan hati aku mencintaimu.....
aku tak peduli apa yang pernah terjadi antara kita aku tetap mencintaimu.....
terlalu dalam sampai kau takan bisa melihat dasar nya......

Aku mencintaimu dengan semua sakit yang ada....
dengan setiap luka yang telah sembuh tapi masih begitu membekas

Aku mencintaimu seperti siang yang selalu percaya mentari akan datang di esok hari
Aku mencintaimu....hingga kering air mataku


-Tidak kah kau ingin melihatku tumbuh menjadi lebih dewasa-

Read more...

Sedikit (saja) mengenai kenangan.....

Aku berjalan perlahan

Meresapi setiap jengkal tanah basah yang baru tercurah air hujan setelah kemarau begitu panjang yang mengeringkan nya


Aku putar memory itu


Dengan perlahan mengantarkan diriku detik demi detik menembus dimensi waktu yang sempat tak ingin ku ingat lagi


Read more...

Sebatas angan

>> Monday, March 8, 2010


"Kamu kan cantik Flo...kenapa toh sampai sekarang ini ya kok belum ada laki laki yang serius dateng kerumah mau melamar....Ingat ya Flo...kamu sudah ga muda lagi..." Tangan renta itu masih terus mengelus elus rambut anak semata wayang nya.....

"Iya ma....kalau sudah ada juga pasti Flo kenalin ke mama...." Gadis itu menghela napas...entah apa yang membuat nya terasa berat.....


"Mungkin kamu terlalu sibuk ya, sampai ga sempet untuk ngurusin diri kamu sendiri.....jangan Egois Flo, mama ini sudah mau nimang cucu loh "


Dan Flo berpura pura memejamkan mata, berharap dengan melihatnya tertidur, sang ibu akan berhenti menanyakan hal yang ia sendiri tidak tau jawaban nya...


Kasian mama...pikirnya dalam hati


Seketika melihat Flo tertidur ,Ibunya pun lekas lekas keluar...."Kasian malaikat kecilku.....dia pasti cape sekali" dan pintu kamar pun tertutup meninggalkan Flo dalam kesendirian....juga kegamangan nya


Nama lengkapnya Flower.Panggil saja Flo, pintanya.Lebih gampang.Tentu saja Ibunya bukan tanpa alasan memberikan nama secantik itu.Sang ibu berharap, sang malaikat kecil bisa tumbuh secantik bunga.Tak lupa juga ia berharap agar nanti bunganya tumbuh tidak hanya menjadi setangkai bunga murah tercecer di pinggir jalan Tapi Bunga Mawar...mawar yang cantik namun tetap berduri.Agar bisa melindungi diri.


Dan sesuai harapan, seperti itulah Flo tumbuh.Tidak hanya cantik secara fisik.Hatinya juga cantik.Tapi satu yang membuat Ibunya gelisah, karena sampai detik ini Flo belum pernah mengenalkan satu pun pria sebagai pacarnya.Flo bukan lagi gadis kecil sekarang.Dia telah tumbuh dewasa.Sudah cukup untuk menikah....tapi entah apa yang ada di pikiran gadis itu....Setangkai bunga mawar...masih saja sendiri.


Flo membuka mata yang tadi pura pura terpejam.Pikiran nya melayang jauh menembus batas kota.Sampai di Jakarta.Pada sosok laki laki yang selama 3 tahun ini mengisi indah hari hari nya.


Aku sudah menemukan nya ma....aku jatuh cinta padanya.Dia berbeda.Dia membuatku nyaman.Menghargai dan menjagaku.Tak pernah sekalipun dia memaksaku melakukan hal yang tidak aku inginkan.Ini bukan hanya sekedar cinta.Ini perasaan ingin selalu bersama nya.


Dan pikiran nya pun melayang lagi.Menyusuri jejak masa lalu yang ingin dia lupakan.Mencoba mengingat kenangan yang seharusnya sudah terhapus.20 tahun yang lalu ketika Flo masih berusia 8 tahun, tiba tiba saja ada seorang peempuan membawa serta anak laki lakinya kerumah.Dia berbicara pada mama.Tapi bicaranya kasar dan mengobrak abrik isi rumah seperti mencari sesuatu.Mama hanya bisa menangis tanpa melakukan perlawanan..Seperti orang paling bersalah saat itu.Hingga menginjak remaja pun peristiwa itu masih terekam.Sampai akhirnya Flo sadar kalau waktu itu mama nya menjadi istri kedua atau simpanan atau apalah Flo tidak peduli.Karena Flo hanya menerka tanpa pernah tau apa yang sebenarnya.Dan tentu saja yang dicari perempuan itu sampai tega mengobrak abrik rumah Flo adalah Papa nya.Flo ingat sejak saat itu dia tidak pernah lagi bertemu papa.Setiap bertanya, hanya air mata menetes dari pelupuk mata ibunya.Flo tidak Tega


"Dia menginginkan ku menjadi istrinya ma...laki laki yang aku cintai itu melamarku.Aku seharusnya bahagia kan? Tapi tidak taulah ma....aku harus bagaimana." Lagi lagi flo berbicara dalam hatinya.Menahan beban yang tersimpan rapi selama ini.....


"Dia sudah beristri ma".....isaknya.....

Read more...

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP