Ketika hubungan hanya menjadi rutinitas

>> Sunday, October 9, 2011

"Aku selalu takut kelak terjebak dalam sebuah hubungan yang hanya menjadi sekedar rutinitas. Seperti menyesap kopi di pagi hari tanpa pernah tahu untuk apa. Hanya rutinitas."


Mungkin saya jahat. Tidak berperasaan. Tak bisa menjaga komitmen. Tapi, yang paling ingin saya lakukan sekarang adalah berteriak kencang-kencang di telinganya, telinga pacar saya tentu, kalau saya sudah bosan setengah mati.

Dari awal hubungan kami, saya yang lebih banyak bicara. Lebih banyak mengerti. Sampai pada satu titik saya merasa, dia seperti menuntut saya untuk terus seperti itu sementara ia tidak menuntut hal yang sama terhadap dirinya sendiri.

"Ya, aku kan emang begini dari dulu. Kalo mau ya sukur, kalo ngga ya udah."

Ah, lihat betapa egoisnya dia. Terang-terangan dia menantang saya untuk "udah" jika kelak saya lelah mengerti.

Sewaktu sekolah, seorang guru sosiologi pernah berkata pada saya. Kita tidak akan bisa selalu menuntut orang lain sepenuhnya mengerti kita, dan jika mereka tidak mau mengerti kita bisa begitu saja menyudahi hubungan baik yang telah terjalin. Take and give. Memberi dan menerima. Karena apa? Karena manusia adalah makhluk sosial, yang msu tidak mau, harus selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Lingkungan yang di dalamnya terdapat begitu banyak orang dengan karakteristik berbeda.

Jika hidup diibaratkan sebuah timbangan, maka memberi dan menerima harusnya berada pada kedua sisi dan hampir mendekati seimbang. Tidak kemudian lebih berat di salah satu. Sehingga yang lain kelamaan akan merasa lelah. Jenuh. Dan bosan.

Maka ketika telephone, sms, dan pertemuan-pertemuan itu pada akhirnya hanya menjadi rutinitsas untuk menunjukan kalau saya dan dia masih terikat dalam satu komitmen dan sedang sama-sama menuju titik yang lebih jauh, saya merasa tidak lagi bisa bertahan terlalu lama. Saya lelah. Bosan. Jengah. Jenuh. Dan lekas-lekas ingin pergi



Sebut saya wanita yang tidak bisa menjaga komitmen. Tapi saya jengah. Bosan. Lelah. Dan ingin pergi.

0 comments:

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP