Mengenai melepaskan

>> Saturday, August 6, 2011

Pada akhirnya saya baru mengerti, bahwa kita tak pernah benar memiliki apa pun. Semua hanyalah proses menuju kehilangan. Menuju melepaskan. Memaksa merelakan. Karena semua tak lebih dari beban yang kemudian memberatkan. Mempertahankan selalu lebih sulit dari mendapatkan. Tapi di atas semua itu, apa pun hanyalah mengenai melepaskan.

Hari ini tiba-tiba turun hujan. Ingatan saya lalu meluruh satu-satu. Mungkin, yang membuat saya menangis kemarin bukan hanya karena merindukan satu orang, tapi lebih kepada beberapa. Rindu aroma masakan ibu, rindu hidup saya yang tertata ketika masih tinggal bersamanya. Rindu pelukan ayah, yang bahkan saya sendiri tidak ingat, apa beliau pernah benar memeluk saya, atau itu hanya kenangan yang saya ciptakan.

Betapa kehilangan sudah menyergap tiba-tiba. Saya lengah. Belum bersiap. Hingga air mata lalu jatuh satu-satu. Saya bosan. Lelah. Sampai pada tahap ingin pergi.

Tapi lalu saya tersadar. Semua adalah mengenai melepaskan. Bahwa memiliki hanyalah beban yang lama-lama memberatkan. Bahwa bagaimanapun, semua kita harus mengakui garis takdir. Termiliki atau pun tidak, semua hanya mengenai melepaskan.

Maka lepaskanlah :)

Read more...

Tentang hati yang tak begitu luas

>> Thursday, August 4, 2011

Beberapa hari ini saya selalu menangis. Tiba-tiba saja. Entah itu ketika sedang duduk di depan layar monitor kantor. Atau tengah merapikan file berserakan. Bahkan ketika bos saya sedang ngomel di belakang.

Jika begitu, yang saya lakukan adalah mengambil beberapa lembar tisyu, kemudian pergi ke toilet. Tempat di mana saya bisa menangis sekencang-kencangnya tanpa ada yang khawatir melihat.

Seperti yang fay bilang. Kalau kadang hati kita tak seluas lapangan pinggir kali. Saya sendiri, pernagkah tahu seluas apa hati yang saya punya, untuk bisa memaknai bahwa hidup tidaik hanya mengenai tawa, tapi juga luka.

Saya menyayangi seseorang. Dan saya bahagia. Sangat bahagia sampai tiba-tiba, keinginan memiliknya sudah menyebar ke seluruh hati saya hingga pada sudut yang sulit dijangkau sekalipun. Saya mau dia. Dan saya baru saja merasakan betapa seringkali keinginanlah yang justru menyakiti kita. Membuat saya lupa bahwa kemungkinan untuk tidak mendapatkan akan selalu ada. Ya, saya lupa.

Read more...

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP