Cahaya Mentariku...

>> Sunday, September 5, 2010

CERITA BINTANG : Akulah Bintang yang begitu mencintai Mentari....



Pagi ini cerah sayang...seperti biasa selalu aku yang membukakan tirai jendela untukmu, agar bila kau membuka mata nanti, sinar mentari akan menyinari rambut indahmu. Rambut yang akan berwarna terang kecoklatan. Warna kesukaan kita.

Perlahan aku singkap tirainya....terasa hangatnya masuk kamar melalui jendela. Kau bahkan yang meminta agar kamar kita bisa mendapat sinar matahari yang cukup setiap paginya. Hangat, pemberi kehidupan...seperti dirimu. Seperti namamu. Mentari.

Ah matahari pagi ini masih enggan menampakan kekuasaannya. Mungkin itu yang membuatmu masih terlelap enggan membuka mata. Nyenyak sekali tidurmu akhir akhir ini sayang. Hal yang selalu aku sukai ketika kau sedang tidur adalah memandangi wajah lugumu. Wajah polos tanpa makeup yang selalu membuatku jatuh cinta berkali kali. Oleh karenanya aku selalu tidur setelah kau terlelap dan bangun sebelum pagi menyapamu. Untuk sejenak atau berlama lama mengagumi indah parasmu.

Pelan kucium keningmu. Berharap engkau membuka mata sambil mengerjap manja. Lalu berkata : "selamat pagi, sayang"

Tapi mata itu nampak terlalu lelah untuk menyambut hari panjang ini. Maka kubiarkan ia terlena dalam belaian mimpi. Aku pastikan salah satu dari mimpinya adalah tentangku. Mengenai pria yang selamanya akan terus mencintai dan memujamu. Seperti siang yang tak kan pernah bisa hidup tanpa kekuasaan sang mentari. Seperti itulah hidupku jika tanpamu.

Aku turun ke lantai bawah menuju dapur. Setiap pagi pun aku selalu membuatkan sarapan untukmu. Tidak...bukan hanya sarapan. Tapi makan siang, pun makan malammu. Aku bahkan menyuapimu. Menyendokan satu persatu suapan itu ke mulut manismu. Menyendokan nasi dengan lauk yang tak pernah boleh dicampur.

"Harus satu satu" Itu pesanmu. Dan setiap pesan darimu ibarat titah. Karena kaulah ratu di istanaku.

Ah, ketika aku buka pintu kamar kau masih saja terlelap. Cepatlah sayang. Sebentar lagi aku harus pergi ke kantor. Ada meeting penting hari ini. Atau mungkin kau hanya menggodaku saja dengan pura pura terus tertidur padahal daritadi kau pelan pelan memperhatikan semua yang kulakukan?

Lima menit. Duapuluh menit. Setengah jam. Kau begitu lelah hingga ingin waktu tidur lebih panjang, sayang? Baiklah. Akan kusimpan sarapanmu di samping tempat tidur. Jangan sampai kau tak memakannya seperti hari hari kemarin. Katamu kau ingin diet. Padahal dalam kondisi apapun aku bersumpah bahwa selalu kau yang tercantik.

Tak lupa aku siapkan air di kamar mandi. Pun handuk dan sikat gigi berpastamu. Lalu aku pilihkan pakaian terbaikmu untuk hari ini.

Aku berangkat sayang. Hati hati dirumah.



CERITA MENTARI : Akulah Mentari yang beruntung bisa dicintai Bintang



Namaku Mentari. Dan pria yang sedari tadi melayaniku bak seorang ratu bernama Bintang. Entah aku merasa ini bukan hanya sekedar cinta. Perlakuannya padaku lebih seperti kepada perlakuan hamba pada tuannya. Aku selalu dilayaninya hingga kadang aku kikuk. Tapi tak mampu menolak untuk alasan karena aku melihat binar mata itu begitu bahagia ketika melakukannya. Mata lugu itu. Mata yang mampu membiusku untuk jatuh dan jatuh cinta lagi....untuk kesekian kalinya.

Satu yang paling aku tahu tentang dirinya. Bahwa ia tak pernah ingin kehilanganku. Benarlah dia takan bisa melewatkan satu haripun tanpa membukakan tirai jendela untukku, membuatkan sarapan dan menyuapiku lalu menyiapkan peralatan mandi hingga pakaian yang harus aku kenakan. Semuanya ia lakukan dengan tulus. Untuk alasan apa aku tak bisa mencintai pria sebaik dia?

Jam menunjukan pukul 11 siang. Sebentar lagi telephone genggamku pasti berdering. Yah, Bintang selalu saja menghubungiku disela sela kesibukannya untuk memastikan keadaanku baik baik saja sepeninggal dirinya.

Benarlah telephone ku kemudian berdering. Hingga puluhan kali bahkan. Sudahlah Bintang, cukup! Sampai kapanpun aku tak kan bisa menjawab panggilanmu itu. Dan berhenti kau kirimkan sms yang menanyakan kenapa tak ku angkat panggilan darimu. Sudahlah Bintang, kau sudah tau alasannya apa.



Namaku Mentari. Entah berkah atau kutukan jika aku harus dicintai terlalu berlebihan oleh pria bernama Bintang. Hari ini. Seperti hari hari sebelumnya. Aku selalu berdiri di tempat yang sama. Menyaksikannya membuka tirai, menuruni tangga menuju dapur untuk membuatkan sarapan. Meletakan piring berisi sarapanku dan segelas orange juice di samping tempat tidurku. Menyiapkan air, handuk dan sikat gigi berpastaku. Lalu memilihkan pakaian untukku.

Sudah berminggu minggu aku memandang iba melihatnya melakukan hal itu.

Sudah berminggu minggu aku melihat jasad itu terbaring kaku diatas tempat tidur berseprai coklat.

Sudah berminggu minggu bahkan Bintang masih saja belum bisa menerima kepergianku.

Sudah berminggu minggu aku tak bisa tenang menghadapNya karena jasadku belum saja dikebumikan.







"Ah, sayang...lagi lagi tak sedikitpun kau sentuh sarapan yang sengaja aku persiapkan untukmu"





Bintang pun menutup tirai jendela. Menyambut malam bersama mentarinya. Mentari yang tak akan pernah dilepaskannya.

Read more...

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP